Selasa, Juni 30, 2009

pencegahan penyakit karies gigi dan penyakit periodontal

PREVENTIVE DENTISTRY
[ilmu pencegahan kedokteran gigi]


A.PENGERTIAN
Ilmu pencegahan kedokteran gigi adalah ilmu dan keterampilan untuk mencegah penyakit gigi selama mungkin seumur hidup agar tercapainya kesehatan yang baik atau Preventive dentistry (kedokteran gigi pencegahan) dapat juga didefinisikan sebagai keseluruhan tindakan pelayanan kedokteran gigi yang di dalam tindakan pelayanan tersebut melibatkan peran perorangan maupun komunitas dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut.
Penyakit yang umumnya terjadi pada gigi dan mulut yaitu dimulai dari masa anak-anak sampai seumur hidupnya yaitu karies dan penyakit periodontal. Penyebab utama penyakit tersebut adalah PLAK , Plak adalah lapisan lunak yang terdiri dari mikroorganisme yang berkembang diatas suatu matriks dan melekat akibat penumpukan sisa makanan yang terlalu besar dikarenakan kurangnya menjaganya kebersihan gigi dan mulut.
Apabila setelah terlihatnya adanya plak, maka sebaiknya dokter gigi (drg) bertanggung jawab untuk menghilangkannya, meyakinkan pasien bahwa ia dapat menghilangkannya / membersihkanya dan mencegah terbentuknya plak tersebut serta untuk memperbaiki anatomi mulut (rahang) dan giginya untuk mengahalangi pertumbuhan dan penimbunan bakteri yang dapat menimbulkan plak didalam rongga mulutnya.

Oleh sebab itulah dokter gigi harus memperhatikan faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya penimbunan plak. Antara lain yaitu:
  1. Tambalan yang overhanging
  2. Kontak yang buruk dan terbuka diantara gigi –gigi
  3. Kontur mahkota yang buruk
  4. Lubang pada gigi
  5. Kawah gingiva setelah terjadinya penyakit gingiva
  6. Perlekatan fenulum yang tinggi yang dapat menghalangi penempatan sikat gigi sewaktu membersihkannya
  7. Susunan gigi yang tidak teratur sehingga ada beberapa daerah yang sulit dicapai
  8. Gigi tiruan yang longgar, pesawat orthodonti dan lainnya yang kurang diperhatikan kebersihannya
  9. Penutupan bibir yang kurang sempurna
  10. Penumpukan sukrosa dalam jumlah yang sangat besar

Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi komposisi plak:
  • Variasi umur dari setiap individu
  • Umur dari plak
  • Efek dari bahan makanan
  • Faktor host


B. TUJUAN PENCEGAHAN KEDOKTERAN GIGI
Secara umum, tujuan pencegahan kedokteran gigi terdiri dari :
  • Untuk mencegah timbulnya penyakit pada gigi dan mulut
  • Untuk mencegah agar tidak menjadi lebih parah dan berlarut
  • Untuk mencegah / mengurangi cacat
  • Untuk mendapatkan suatu keadaan, dimana gigi tersebut tidak terkena penyakit, sehat, dan teratur

C. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUH MENINGKATNYA INSIDEN PENYAKIT Menurut Depertemen Kesehatan faktor-faktor yang mempengaruhi anggapan masyarakat yang rendah terhadap kesehatan gigi dan mulut :
  • Keadaan ekonomi yang kurang
  • Pendidikan masyarakat yang rendah
  • Keadan kebudayaan masyarakat



D. TAHAPAN PENCEGAHAN
1. PENCEGAHAN PRIMER (PRIMARY PREVENTION)
Yaitu : Segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu penyakit atau Pencegahan sebelum gejala klinis timbul.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Peningkatan kesehatan :
- Penyuluhan
- Nutrisi yang baik
- Kebersihan mulut
b. Perlidungan khusus:
- Penggunaan Fluor
- Pit & Fissure sealant
2. PENCEGAHAN SEKUNDER (SECUNDARY PREVENTION)
Yaitu : Pencegahan lanjutan dan mendeteksi untuk menemukan status patogenik suatu penyakit.
Dapat dilakukan dengan cara:
a. Diagnosa sedini mungkin
b. Membatasi penyakit :
Seperti :
• Melakukan penambalan gigi yng berlubang kecil yang kasat mata.
• Melakukan perawatan saluran akar apabila kariesnya sudah terlalu dalam dan besar.
• Lakukan pencabutan apabila sudah tidak dapat dirawat lagi karena akan menyebabkan sakit yang meningkat.

3.PENCEGAHAN TERSIER (TERTIARY PREVENTION)
Yaitu Tahapan pencegahan dalam membatasi atau menghalangi perkembangan ketidakmampuan, kondisi, atau gangguan sehingga tidak berkembang ketahap lanjut sehingga membutuhkan perawatan yang intensif.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
a. Rehabilitasi : upaya yang dilakukan untuk memulihkan gigi yang sakit sehingga dapat berfungsi kembali seperti biasa


E. KONSEP TIMBULNYA PENYAKIT

  1. HOST (PENJAMU) : organisme tempat persinggahan yang bisa terkena / tidaknya.
  2. AGENT (BIBIT PENYAKIT) : suatu substansi /elemen tertentu yang kehadiranya /tidaknya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.
  3. ENVIROTMENT (LINGKUNGAN) : segala sesuatu yang mengelilingi dan kondisi yang luar manusia/ hewan yang menyebabkan penularan penyakit.
  4. Dimana keadaan sehat adalah apabila ketiga factor tersebut berada didalam keadaan yang seimbang.

PENYAKIT-PENYAKIT DI RONGGA MULUT

KARIES GIGI

2.1. Definisi
Dental Karies berasal dari bahasa latin yaitu lubang pada gigi yang disebabkan oleh interakasi bakteri dan karbohidarat sehingga terjadi penurunan Ph dirongga mulut, hal ini menyebabkan jaringan keras gigi mengalami demineralisasi yang ditandai dengan kerusakan Jaringan, dimulai dari permukaan gigi (Pit, Fissure, dan Daerah Interproksimal) meluas kearah pulpa [BRAUER].

2.2. Teori- Teori Dental Karies
Teori mengenai Dental Karies sudah dikenal sejak 700 tahun sebelum masehi dari cerita rakyat Asyiria. Kemudian menyusul banyak teori mengenai Dental Karies dimana adakalanya satu dengan yang lainnya yang saling berhubungan.

Teori-teori dental karies yang popular adalah :
a. Teori Vital atau non Vital [ pada abad ke 18 ]
b. Teori Parasiter [ 1893 ]
c. Teori Khemo-Parasiter dari miller [1990]
d. Teori Proteolisis dari Gottelieb [1921]
e. Teori Proteolisis Endogen dari Bodecher [1929]
f. Teori Pospatase dari Eggers Luva [ 1949 ]
g. Teori Endogen Pulpogenesis Phospatase dari Csernyei [1932]
h. Teori Multi faktorial (merupakan konsep baru) dari Keyes [1962]

Dari banyak teori tersebut, yang dipakai sampai sekarang adalah teori Multi faktorial. Dimana penyebab dari Dental Karies tersebut mempunyai banyak faktor-faktor. Seperti: Tuan rumah yang rentan, Mikroorganisme yang kariogenik, Substrat yang cocok, dan Waktu yang cukup lama.

2.3 Faktor yang mempengaruhi karies gigi
2.3.1. HOST
Pengaruh host terhadap Dental caries terdiri dari
a. Keadaan gigi
Untuk terjadinya dental caries antara lain dibutuhkan tuan rumah (gigi) yang rentan. Lapisan dental caries terdiri dari enamel dan dentin. Dimana enamel adalah lapisan yang paling luar dari permukaan karies, namun yang telah kita ketahui bahwa karies dimulai dari lapisan paling luar. Oleh karena itu permukaan enamel sangat menentukan proses terjadinya caries.
Menurut penelitian komposisi enamel terdiri dari bahan kimiawi atau bahan anorganik yang sangat berhubungan terhadap kerentanan dental caries.
Ada sejumlah faktor yang dihubungkan dengan ketahanan gigi terhadap karies. Secara umum dapat dibagi menjadi :
-). Faktor morfologi gigi
-). Faktor struktur enamel
-). Faktor kimiawi
-). Faktor kristalografik

b. Keadaan saliva
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan saliva terdiri dari :
i. Komposisi saliva (air liur)
Saliva sangat mempengaruhi proses terjadinya caries, karena saliva selalu membasahi rongga mulut salah satunya yaitu gigi geligi yang dapat mempengaruhi lingkungan.
Beberapa para ahli berpendapat bahwa saliva mengandung kalsium dan fosfor yang dapat memperlambat terjadinya karies pada penderita rampan karies
Saliva tersebut diproduksi oleh kelenjer yang terdapat dirongga mulut. Kelenjer penghasil saliva tersebut terdiri atas :
-) Kelenjer Mandibularis
-) Kelenjer Sub Lingualis
-) Kelenjer Parotis, dan
-) Kelenjer ludah minor
Dimana, komposisi kalsium dan fosfor yang diproduksi oleh kelenjer-kelenjer diatas sangatlah berbeda-beda, sebagai contoh : sekresi dari kelenjer sub mandibularis dengan kadar kalsium 6,9mg/100cc lebih banyak 50% di banding dengan kadar kalsium yang diproduksi oleh kelenjer parotis yang jumlahnya 4,1mg/100cc.
ii. Buffer saliva
Buffer saliva adalah larutan yang dapat mempertahankan pH saliva supaya tetap konstan. Sebagai bukti bahwa pentingnya saliva sebagai buffer barasal dari penelitian pH lesi karies dengan plak gigi.
Dimana makin rendah pH saliva, maka karies akan cendrung semakin meningkat. Pada lesi karies yang dalam, dijumpai pH lebih rendah dibanding dengan lesi karies yang dangkal yang pHnya mendekati pH saliva.
Dari penelitian diketahui bahwa pH saliva akan menurun menjadi 4-5 dalam waktu 3-5menit setelah berkumur-kumur dengan substrat yang cocok dan setelah satu jam akan kembali ke keadaan semula yaitu 6-7.

iii. Hubungan kecepatan aliran salivadengan Dental caries
Beberapa penyelidik telah mengajukan data-data yang menunjukan bahwa kecepatan aliran saliva merupakan hal yang sangat penting dalam etiologi karies. Dimana pada orang yang aliran salivanya sedikit menyebabkan lebih banyak karies dibandingkan orang-orang dengan alairan saliva yang lebih banyak dari pada rata-rata.

2.3.2. MAKANAN
Telah diketahui bahwa orang-orang yang banyak memakan makanan yang mengandung karbohidrat terutama sukrosa akan cendrung mengalami kerusakan pada gigi-geliginya. Sebaliknya pada orang-orang dengan diet karbohidrat dan lebih cendrung memakan makanan yang mengandung lemak dan protein, hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi.
Hal ini menunjukan bahwa karbohidrat tersebut sangat memegang peranan penting dalam proses terjadinya dental caries.
Di mana karbohidrat yang hampir selalu ditemui dalam jumlah yang sangat tinggi pada makanan kita, memegang peranan penting dalam pembentukan plak. Kecepatan pembentukan plak tergantung konsistensi, macam [jenisnya] dan keras lunaknya makanan. Makanan lunak yang tidak membutuhkan/memerlukan pengunyahan mempunyai sedikit atau sama sekali tidak mempunyai efek membersihkan pada gigi geligi.

2.3.3. WAKTU
Secara umum karies dianggap merupakan penyakit kronis pada manusia, yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahunan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu karies berkembang menjadi suatu lubang sangat bervariasi dan diperlukan antara 6-48 bulan. Hal ini disimpulkan dari penelitian selama 5 tahun pada anak anak dimana diperkirakan keadaan kebersihan rongga mulutnya adalah normal. Namun pada penelitian epidemiologi pada segolongan besar anak memperlihatkan serangan karies mencapai puncaknya pada waktu 2-4 tahun . Sesudah erupsi giginya kemudian menurun

2.3.4. MIKROBAKTERI [AGENT ]
Seperti yang telah diketahui, bahwa plak gigi sangat memegang peranan penting dalam proses kerusakan jaringan karies gigi dan dalam inflamasi jaringan lunak disekitar gigi. Efek merusak ini terutama disebabkan oleh kegiatan mikroorganisme didalam plak gigi.
Plak itu merupakan lapisan lunak yang terdiri dari kumpulan mikro-organisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan..
Dari hasil penelitian laboratorium diketahui 20% dari pada plak gigi terdiri atas bahan padat organik dan anorganik serta 80% lainnya terdiri atas air [10% ] dan bahan padat mikro-organisme [70%].


Gambar 2.3 : Diagram empat lingkaran faktor yang mempengaruhi karies gigi


2.4. Sifat – Sifat Dental Caries
Sifat-sifat penyakit karies tersebut terdiri atas :
2.4.1. Kronis yaitu Karies tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lama apabila tidak segera diobati.
2.4.2. Destruktif
2.4.3. Progresif yaitu Karies yang mana apa bila tidak segera diobati / dirawat maka akan semakin parah.
2.4.4. Akumulatif
2.4.5. Irreversible yaitu dimana Karies tersebut tidak bisa kembali kebentuk semula sehingga perlu penambalan





2.5. Bentuk – Bentuk Dental Caries
2.5.1. Berdasarkan cara meluasnya karies gigi, karies tersebut terbagi atas 2 bentuk.
1. Penetrierende Karies
Yaitu karies yang meluas dari email kedentin dalam bentuk kerucut. Perluasannya secara penetrasi, yaitu merembes kearah dalam.




Gambar 1 : Bentuk Karies Penetrierende


2. Unterminirende Karies
Yaitu karies yang meluas dari email ke dentin dengan jalan meluas kearah samping, sehingga menyebabkan bentuk seperti periuk.


Gambar 2: Bentuk Karies Unterminirende


2.5.2. Berdasarkan Stadium karies ( Kedalaman karies ), karies tersebut terbagi atas 3
1. Karies SuperFacialis
Yaitu karies yang baru mengenai enamel saja namun belum sampai pada lapisan dentin.

2. Karies Media
Yaitu karies yang telah mengenai separoh lapisan dentin


3. Karies Profunda (C3/C4)
Yaitu karies yang sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah sampai mengenai pulpa.


2.5.3. Berdasarkan lokalisasi karies (Tempat terjadinya)
G.V BALACK mengklasifikasikan kavitas atas 5 bagian yang terdiri atas :
1. Klas I
Yaitu karies yang terdapat pada bagian Oclusal (pit dan fissure) dari gigi Premolar dan Molar (gigi posterior) dan dapat juga terjadi pada gigi anterior di Foramen Caecum.



2. Klas II
Yaitu karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi-gigi Molar atau Premolar yang umumnya meluas sampai bagian oclusal

3. Klas III
Yaitu karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi anterior, tetapi belum mencapai margo incisal (belum mencapai 1/3 incisal gigi)

4. Klas IV
Yaitu karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi anterior dan sudah mencapai margo incisal

5. Klas V
Yaitu karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi anterior maupun posterior pada permukaan labial, lingual, palatal maupun bucal
BAB III
PENYAKIT PERIODONTAL

3.1. Definisi
Penyakit Periodontal yaitu penyakit yang menyerang jaringan periodontal yang disebabkan oleh penumpukan plak pada daerah tersebut.
Menurut WHO pada tahun 1978 menyatakan bahwa penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang paling luas penyebarannya pada manusia, Misalnya : Gingivitis yang mengenai lebih dari 80% anak di usia muda dan hampir semua populasi dewasa sudah pernah mengalami gingivitis, periodontitis maupun keduanya

3.2. Etiologi penyakit periodontal
Mengingat kelainan – kelainan dalam rongga mulut beraneka ragam maka perhatian kita tidak lepas dari 3 unsur yang saling berhubungan dalam menimbulkan suatu keadaan pada jaringan periodontal.

Hal tersebut terdiri atas
1. Jaringan periodontal sebagai tuan rumah
2. Plak atau kuman [mikroorganisme]
3. Keadaan saliva sebagai media atau lingkungan



3.3. Mekanisme interaksi dari etiologi
Keadaan periodontal yang sehat atau pun yang sakit tergantung dari interaksi diantara bakteri [mikroorganisme] dengan respon tuan rumah [ jaringan periodontal].
Beberapa sarjana berpendapat bahwa, penyakit periodontal adalah salah satu proses penyakit dimana perbedaan keparahanya berhubungan langsung dengan resistensi tuan rumah dan spesifik etiologi serta adanya faktor predisposisi seperti : Kalkulus, Tambalan yang tidak sempurna, Makanan yang mudah melekat dan Kelainan mulut lainnya.

3.3.1. Faktor – faktor etiologi penyakit periodontal
3.3.1.1. Faktor Lokal
Yaitu faktor-faktor yang berada dilingkungan sekitar periodonsium yang menyebabkan inflamasi yang merupakan proses patologis utama pada penyakit periodontal
Terdiri dari:
 Faktor lokal primer yang berupa plak gigi beserta bakteri dan produksinya
 Faktor lokal sekunder yang terdiri atas:
 Traumatik oklusi
 Kalkulus
 Titik kontak gigi
 Gigi tiruan yang kurang sempurna

 Kebiasan jelek
Seperti :
 Bernafas dengan mulut
 Mengunyah pada waktu tidur
 Mengisap tembakau
 Trauma akibat sikat gigi
 Mengigit kuku
3.3.1.2. Faktor Sitemik
Yaitu akibat dari kondisi umum dari pasien yang kerjanya mempengaruhi respon jaringan terhadap faktor lokal sehingga efek dari iritan lokal bisa sangat diperhebat oleh kondisi umum yang tidak menguntungkan
Seperti:
 Cacat imunologis
 Disfungsi endokrin
 Penyakit metabolik yang diturunkan secara genetis
 Ganguan psikomotorik atau emosional
 Keracunan obat dan logam
 Diet nutrisi (defisiensi nutrisi)

HAL INI DAPAT DILIHAT PADA DIAGRAM BERIKUT :








FAKTOR-FAKTOR YANG MERUSAK KESEIMBANGAN
a. Dengan jalan memperhebat serangan oleh :
1. Calculus
2. Faulty dentistry
3. Food impaction
4. Mouth breathing

b. Dengan jalan memperlemah pertahanan
1. Faktor – faktor sistemik
2. Oklusi yang traumatik

3.4. Klasifikasi penyakit periodontal
3.4.1. Periodontitis
Terdiri atas :
3.4.1.1. Periodontitis Dewasa
Adalah perluasan radang kronis dari gingiva yang telah melibatkan struktur periodontal pendukung pada orang dewasa yang berusia diatas 35 tahun.
Bentuk penyakit ini ditandai dengan penumpukan plak dan kalkulus yang banyak disertai infalamasi gingiva yang mencolok. Laju perkembangan destruksinya adalah lambat sehingga ada juga ahli yang menambahkan sebagai slowly progressing periodontitis

3.4.1.2. Periodontis Bermula Dini
Adalah sekelompok periodontitis yang melibatkan anak-anak remaja dan dewasa muda. Dimana insiden penyakit ini sangat rendah, namun menarik perhatian karena sifatnya yang agresif dengan laju resorbsi tulang yang cepat
.
Periodontitis bermula dini ini terdiri atas :
3.4.1.2.1. Periodontitis Puberitas
Adalah tipe periodontitis yang melibatkan gigi susu dan gigi permanen anak-anak pada waktu atau tidak lama setelah erupsinya gigi permanen.
Ciri – ciri klinis :
a. Bentuk-bentuk setempat
- Hanya melibatkan beberapa gigi saja
- Tanda-tanda inflamasi pada gingiva minimum
- Laju destruksinya tidak secepat destruksi pada bentuk menyeluruh, tetapi lebih cepat dibanding periodontitis dewasa.


b. Bentuk menyeluruh
- Melibatkan semua gigi susu, sedangkan gigi permanen bisa terlibat atau tidak
- Inflamasi yang parah pada gingiva
- Destruksi alveolar dan gingiva berjalan cepat

3.4.1.2.2. Peridontitis Juvenil
Adalah bentuk periodontitis pada anak-anak (usia 26 tahun) yang sehat tanpa penyakit sistemik, yang ditandai dari adanya destruksi tulang alveolar yang berlangsung cepat dengan inflamasi gingiva minimal pada gigi molar pertama dan atau insisivus.
Ciri – ciri klinis :
 Inflamasi gingiva dan penumpukan plak
 Migrasi phatologis
 Kehilangan tulang
 Distribusi lesi

3.4.1.2.3. Periodontis Progresif Cepat
Adalah tipe periodontitis yang disertai kehilangan perlekatan tulang alveolar relatif cepat, yang lebih sering melibatkan pasien berusia 20an meskipun bisa saja timbul mulai usia puber sampai 30-35 tahun.
Ciri-Ciri Klinis :
 Periodontitis Progresif Akut
- Inflamasi yang parah pada gingiva disertai perdarahan, pembesaran gingiva bebas dan eksudatif
- Destruksi tulang alveolar yang berlangsung cepat dalam beberapa minggu
- Kadang-kadang disertai komplikasi sistemik berupa malaise, kehilangan berat badan dan depresi

 Periodontitis Progresif cepat tenang
- Gingigiva terlihat dan beradaptasi rapat kepermukaan gigi
- Kehilangan tulang yang banyak
- Saku periodontal yang dalam
3.4.1.3. Periodontitis Yang Berkaitan Dengan Penyakit Sistemik
Pada tipe periodontitis ini berperan penyakit sistemik tertentu sebagai faktor misalnya :
- Sindroma Down
- Diabetes Melitus
- Tipe Sindroma Papillon-lefevre
- AIDS dan Tanda-Tanda Lain

3.4.1.4. Periodontitis Ulseratif Nekrosis
Adalah periodontitis sebagai kelanjutan Gingigivitis Ulseratif Nekrosis akut yang kambuh berulang-ulang karena perawatan yang tidak tuntas. Hal ini di tandai dengan pembentukan karakrater tulang interdental.

3.4.1.5. Periodontitis Refraktori
Adalah diagnosis yang diberikan terhadap kasus periodontitis yang tidak memberikan respon terhadap perawatan periodontal konvensional yang telah dilakukan secara adekuat.

3.4.2. Resesi gingiva non Inflamatoris
Adalah resesi yang dijumpai pada gingigiva yang sehat, baik dalam bentuk yang terisolasi pada suatu atau sebagian kecil gigi maupun yang menyeluruh pada banyak gigi. Lesi ini umumnya timbul karena malposisi gigi atau permukaan gigi tidak jarang dijumpai dan menjadi keluhan dari pasien yang perlu di tangulangi.





Kelainan –kelainan ini dapat dikendalikan dengan cara:
- Menyikat gigi
- Pemberian Fluoride
- Mengurangi makanan yang manis dan lengket
- Ke dokter gigi

a. Menyikat Gigi
Tujuan menyikat gigi ini yaitu
 untuk memelihara kebersihan dan kesehatan mulut terutama gigi dan jaringan sekitarnya karena dengan menyikat gigi dapat menimbulkan rasa segar dalam mulut serta mencegah terjadinya karies gigi dan penyakit periodontal.
 Menyikat gigi dapat mencegah tertimbunya sisa-sisa makanan pada sela-sela gigi dan permukaan gigi. Dimana penimbunan sisa makanan
 Menyikat gigi juga dapat berfungsi untuk memijat gusi, hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan jaringan gusi pada tempat pemijatan ini menimbulkan
Cara menyikat gigi yang benar:
Pemilihan sikat gigi yang benar
Gosok gigi secara teratur dan benar minimal 2X SEHARI
Gogok gigi yang baik dan benar dimana sisa makanan dan plak dapat dibersihkan
Cara memilih sikat gigi yang benar:
 Gagang lurus
 Kepala sikat sesuai dengan mulut
 Bulu sikat halus
 Gosok seluruh permukaan gigi, gusi serta lidah
 Untuk gigi atas gerakan sikat dari atas kebawah dan sebaliknya
 Posisi sikat gigi 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dan gusi.
b. Dental Flossing
Cara: - Potong benang floss secukupnya
- Pegang dengan kuat
- Masukkan diantara sela2 gigi
- Gerakkan benang naik turun, dan jangan sampai melukai gusi
-Ulangi pada seluruh gigi

c. Pemberian Fluoride: agar kekuatan gigi terjaga
Dapat dilakukan dengan cara :
 Memperhatikan makanan
Dimana memperbanyak makanan yang berserat spt buah, sayuran terutama yang harus diperhatikan hindari makanan yang manis-manis dan lengket dan makan di antara 2 waktu makan
 Sesudah makan makanan tersebut, perlu berkumur atau sikat gigi
 Menu sesuai 4 sehat 5 sempurna

Kelengkapan gizi yang perlu diperhatikan antara lain :
 Vit D yang berguna untuk Kekokohan tulang dan gigi
 Kalsium yang berguna untuk kuatnya gigi terhadap kerapuhan
 Fluor yang berguna untuk ketahanan gigi terhadap asam, serta
 Vit C yang berguna untuk ketahanan gusi terhadap iritasi

d. Kontrol secara teratur ke dokter gigi
Dimana kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan secara teratur minimal 2 kali setahun. Apabila ada gigi yang berlubang sebaiknya harus segera ditambal untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.


THANKS YACH !!!

1 komentar:

ummul mengatakan...

KEEP SMILING!

http://ummul-orthodonti.blogspot.com